Persija Jakarta mendapatkan dukungan dari Ketua Umum The Jakmania, Diky Soemarno untuk bermarkas di Stadion Sultan Agung (SSA), Bantul.
Sebelumnya, keputusan pindah markas ke Bantul diutarakan secara langsung oleh Direktur olahraga Persija, Ferry Paulus.
Manajemen Persija telah mendaftarkan stadion berkapasitas 35 ribu penonton itu kepada operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru (LIB) beberapa waktu lalu.
Diky mengatakan, sebagai seorang suporter tugas utamanya selalu mendukung dan mendukung tim jagoannya bermain di manapun.
Keputusan dari manajemen klub yang memindahkan lokasi kandang harus juga didukung oleh The Jakmania.
Menurut Diky, keputusan memindahkan markas ke Bantul dinilai sebagai pilihan tepat disituasi seperti saat ini.
Sebab, jika memaksakan bermain di Jakarta akan sulit mendapatkan izin dari pihak-pihak terkait.
Keputusan menunjuk Stadion Sultan Agung sebagai markas barunya dinilai sudah dipertimbangkan dengan baik oleh manajemen Persija.
"Sebagai suporter, suka tidak suka, mau tidak mau kami pasti akan menerima kebijakan Persija," kata Diky Soemarno kepada TribunJakarta, Senin (20/7/2020).
Meski sudah berpindah ke Bantul, Diky memastikan dukungan dari seluruh anggota The Jakmania kepada Persija tidak akan berhenti.
Seluruh suporter tim Persija akan tetap memberikan doa dan dukungan terbaik bagi Persija Jakarta dengan cara masing-masing.
Terlebih, dalam situasi seperti ini yang tidak boleh mendatangi stadion secara langsung.
"Setelah mendengar beberapa penjelasan di rilis tim. Kami (The Jakmania) akan tetap mendoakan dan mendukung dengan cara masing-masing, sesuai dengan kondisi pandemi ini," ucapnya.
Pria bernama lengkap Diky Budi Ramadhan itu tetap menuntut target tinggi kepada manajemen Persija Jakarta di Liga 1 2020.
Target awal yang sudah ditetapkan untuk menjadi juara Liga 1 2020 diharapkan tidak berubah.
Manajemen Persija harus membuktikan bagaimanapun caranya bisa mewujudkan target yang telah dibuatnya tersebut.
"Tapi yang jelas, kami tetap berharap bahwa target Persija masih sama seperti awal musim ini, menjadi Juara di kompetisi yang katanya extraordinary ini," tutupnya.
Di sisi lain, Diky mengatakan, penunjukan Stadion Sultan Agung diharapkan tidak menjadi boomerang atau merugian bagi tim Macan Kemayoran.
Bermainnya Persija di Stadion Sultan Agung diharapkan menjadi titik balik agar mendapatkan hasil bagus di Liga 1 2020.
"Saya pikir manajemen Persija mengambil keputusan itu tapi pasti dengan banyak pertimbangan. Mereka juga sudah memikirkan hal yang paling terbaik bagi timnya," kata Diky.
Salah satu pertimbangan manajemen Persija memilih Stadion Sultan Agung karena memiliki kualitas stadion yang bagus.
Selain itu, manajemen Persija menilai banyak tempat latihan yang bisa digunakan timnya berlatih di Bantul.
"Manajemen mengambil kebijakan memilih Bantul sebagai home karena kualitas stadion Bantul yang cukup baik dan banyak lapangan latihan disana," ucap Diky.
Diky menilai, menggelar pertandingan disituasi pandemi Covid-19 seperti sekarang sangat sulit di DKI Jakarta.
Hal tersebut bisa menjadi pertimbangan besar manajemen tim Macan Kemayoran akhirnya memindahkan markasnya ke Bantul.
Terlebih, dibeberapa wilayah di Jakarta masih tinggi penyebarannya dan berstatus zona merah Covid-19.
"Menggelar pertandingan dengan kondisi pandemi Covid-19 sangat berat jika dilakukan di Jakarta. Alasan yang paling tepat karena Jakarta masih menjadi zona merah, sehingga dengan banyak pertimbangan," jelasnya.
Pria yang mempunyai nama lengkap Diky Budi Ramadhan itu menilai, keputusan memindahkan kandang barunya ke Bantul sangat tepat untuk membantu pemerintah dalam memutus rantai penyebaran Covid-19.
"Ya, Persija harus mendukung kerja Pemda DKI Jakarta untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 ini," pungkasnya.
seperti diketahui, Stadion Sultan Agung bukanlah tempat baru bagi tim Macan Kemayoran di Liga Indonesia.
Sebab, pada tahun 2018, Persija Jakarta pernah menjadikan stadion tersebut sebagai kandang utama.
Hasilnya, selama tujuh pertandingan bermain di SSA, Ismed Sofyan dan kawan-kawan berhasil meraih empat kemenangan, dua hasil seri, dan sekali menelan kekalahan.
Selama bermain di SSA, tim kebanggaan The Jakmania berhasil mencatatkan 13 gol dari tujuh pertandingan.
Torehan tersebut lebih bagus dibandingkan ketika tim Macan Kemayoran bermain di markas utamanya yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat.
Saat bermain di SUGBK, Persija Jakarta hanya menciptakan 10 gol dari delapan pertandingan yang telah dimainkan.
Statistik tersebut menggambarkan tim Macan Kemayoran bisa lebih produktif dan bermain maksimal pada saat berkandang di SSA.