Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan pemerintah memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2020 akan membaik tumbuh minus 2 persen.
Hal itu disampaikan saat Penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) Jalan Tol Solo-Yogyakarta-NYIA Kulon Progo di Jakarta, Rabu (9/9/2020).
"Di kuartal tiga ini buat kita crucial time. Pemerintah ingin mengangkat defisit dari minus 5,3 persen kemarin mendekati angka minus 2 persen (di kuartal III-2020)," katanya.
Menurutnya, untuk mengejar target pertumbuhan tersebut butuh kerjasama dari semua pihak.
Termasuk belanja Kementerian PUPR yang mencapai Rp100 triliun untuk kuartal III-2020.
“Seperti yang disampaikan Pak Menteri Basuki tadi belanja Rp100 trilun itu akan sangat membantu memperbaiki ekonomi tahun ini yang mungkin bisa minus -0,5 persen atau 0,5 persen untuk growth-nya,” imbuhnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) optimistis pertumbuhan ekonomi di kuartal ke tiga ini akan lebih baik dibandingkan dengan kuartal ke II kemarin.
“Kita tahu kuartal pertama 2020 kita masih tumbuh 2,97. Negara lain sudah banyak yang negatif kita masih tumbuh positif 2,97,” kata Presiden Jokowi.
“Tapi di kuartal kedua kita sudah masuk minus. Dari 2,97 positif langsung minus 5,32. ini hati-hati, tadi di Jawa Barat juga di kuartal kedua sudah berada pada posisi minus 5,9. hati-hati tapi saya optimis di kuartal ketiga kita akan lebih baik dari yang kuartal kedua," sambungnya.
Agar pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ke tiga membaik, menurut Presiden dibutuhkan kerja keras.
Karena itu, ia meminta kepada gubernur, bupati, dan walikota agar segera merealisasikan belanja APBD.
"Secara nasional saya masih lihat anggaran-anggaran itu masih di bank, APBD masih 170 triliun di bank. artinya penggunaannya memerlukan kecepatan terutama di kuartal ketiga ini," katanya.
Presiden meminta penyerapan anggaran dioptimalkan di bulan Agusutus dan September.
Hal itu supaya Indonesia terhindar dari resesi ekonomi dan keterpurukan ekonomi yang lebih dalam seperti yang terjadi di Italia yang minus 17,3 persen, Jerman minus 11,7 persen, Perancis minus 19, dan AS minus 9,5 persen.
“Sekali lagi realisasi anggaran ini agar disegerakan terutama dalam kuartal ketiga. Sekali lagi Juli, Agustus, September ini sangat menentukan. Begitu kita belanjakan sesegera mungkin, kemungkinan kita bisa kembali lagi ke positif itu ada peluang," katanya.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments