PSIM Yogyakarta dan PSHW memberikan tanggapannya terkait kelanjutan Liga 2 2020.
Tanggapan yang diberikan dua kontestan kompetisi kasta kedua tersebut dilakukan setelah mengkuti rapat virtual dengan PT Liga Indonesia Baru (LIB).
Agenda rapat virtual LIB dengan klub-klub peserta Liga 2 ini dilakukan pada Selasa (11/8/2020).
Pada rapat tersebut, PSSI juga turut ambil bagian, diwakili Sekjen PSSI, Yunus Nusi.
Sementara dari pihak LIB diikuit Direktur Utama Akhmad Hadian Lukita, Direktur Operasional, Sudjarno, Direktur Keuangan, Antony Chandra Kartawiria, dan Komisaris Leo Siegers.
Dalam rapat, PT LIB menjelaskan rencana kompetisi secara keseluruhan.
Terutama terkait teknis pembagian grup, subsidi yang diterima, sampai dengan pelaksanaan protokoler kesehatan.
Setelah dijelaskan panjang lebar, respon klub pun beragam.
Salah satunya tentang pengusulan menjadi tuan rumah.
"Kami mengusulkan agar penentuan tuan rumah, mempertimbangkan unsur geografis dan netralitas," jelas David MP Hutauruk, Manajer PSIM.
Sementara Direktur Operasional sekaligus manajer tim PSHW Jatim, Suli Daim menambahkan bahwa dirinya dan klub-klub telah sepakat dengan beberapa yang sudah dijelaskan, tetapi ada beberapa hal yang masih ingin diajukan.
"Kami sepakat dengan beberapa yang sudah dijelaskan. Tapi mohon dipertimbangkan juga tim yang tidak berstatuskan tuan rumah."
"Sebaiknya pertemuan berikutnya segera dilakukan," tambah Suli Daim.
Mengenai respons dari beberapa klub, Direktur Operasional, Sudjarno, mencoba menjelaskan panjang lebar.
"Secara umum tim-tim Liga 2 siap untuk mengikuti kompetisi," ucapnya.
"Soal teknis, sepekan ke depan akan kita umumkan tuan rumah dan pembagian grup."
"Terkait dengan protokoler kesehatan akan dijelaskan detail di medical workshop," terang Sudjarno.
Dari hasil rapat tadi. Rapat virtual mengenai persiapan Liga 2 ini akan kembali diadakan lagi guna menyamakan persepsi dan mencari keputusan yang terbaik untuk penyelenggaraan Liga 2 2020.
"Sepak bola harus hidup. Tapi perlu disadari bahwa saat ini situasinya tidak normal," kata Ahmad Hadian Lukita selaku Direktur Utama LIB.
"Butuh banyak kebijakan untuk menyesuaikannya. Karena itu tema kompetisi adalah extraordinary competition."
"Ada beberapa hal yang baru yang harus kita jalankan. Pertemuan berikutnya akan kita bahas lebih detail lagi," terang Akhmad Hadian Lukita.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments