TRIBUNNEWS.CO, YOGYAKARTA - Nama ‘Bu Tejo’ menjadi trending topic di Twitter sejak Selasa hingga Rabu (18-19/8/2020). Jika dilihat di timeline, ada banyak orang jengkel karena tingkah polahnya yang hobi bergosip.
Nah, sebenarnya siapakah ‘Bu Tejo’ itu?
Ternyata, Bu Tejo yang dimaksud adalah karakter di film ‘Tilik’ (2018) karya sutradara Wahyu Agung Prasetyo dan diproduksi oleh Racavana Films.
Bu Tejo diperankan oleh Siti Fauziah. Karakter Bu Tejo digambarkan sebagai orang suka membicarakan orang lain atau bergosip.
Ceritanya, Bu Tejo dan segenap warga desa akan menjenguk Bu Lurah di Rumah Sakit. Mereka menjenguk dengan menggunakan truk yang bisa diisi cukup banyak orang.
Di dalam perjalanan, Bu Tejo terus menerus membicarakan tentang sosok Dian yang menurutnya gadis yang kurang baik.
Namun, ucapan Bu Tejo itu dibantah oleh Yu Ning (Brilliana Desy) yang merupakan tante Dian.
Sepanjang perjalanan pun mereka saling beradu argumen menentukan siapa yang benar dan salah.
Film dari Yogyakarta itu dirilis di beberapa festival, salah satunya adalah Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2018.
Film ini juga pernah mendapat penghargaan Film Cerita Pendek Terpilih Piala Maya 2018 dan ikut seleksi World Cinema Amsterdam 2019.
Setelah melanglang buana di festival, akhirnya ‘Tilik’ resmi dirilis di YouTube Racavana Films. Anda bisa menontonnya secara legal dan tanpa dipungut biaya.
Tribunjogja.com (Tribunnews.com Network) mendapat kesempatan untuk berbincang via pesan singkat dengan sutradara Wahyu Agung Prasetyo dan produser Elena Rosmeisara.
Kepada Tribunjogja.com, Elena mengatakan dirinya merasa gemetar karena ’Tilik’ sedang dibicarakan banyak orang.
“Jadi setelah dipingit selama dua tahun untuk distribusi ke festival, kami merasa bahwa film ‘Tilik’ harus menjangkau seluas-luasnya penonton,” ujar Produser ‘Tilik’, Elena Rosmeisara dalam wawancara eksklusif dengan Tribunjogja.com, Rabu (19/8/2020).
Dari alasan tersebut, Elena dan tim kemudian merilis ‘Tilik’ di YouTube dan hingga kini sudah ditonton ratusan ribu orang.
“Isu yang kami bawa sepertinya memang dibutuhkan untuk edukasi masyarakat Indonesia. Apalagi di kalangan ibu-ibu yang sangat sensitif dengan kabar hoax tanpa kroscek ulang,” tambahnya.
Ditambahkan Elena, ide untuk membuat film ‘Tilik’ ini sebenarnya sudah ada sejak 2016. Namun, tim baru bisa mengeksekusi di tahun 2018.
“Ini sebenarnya ide dari penulis naskah, mas Bagas Sumartono. Jadi, dia melihat fenomena tilik atau menjenguk dengan menggunakan truk yang ada di Yogyakarta, sepertinya bagus jika diangkat menjadi film. Saat itu, truk masih boleh mengangkut orang,” terang Elena.
Dari fenomena tersebut, tim kemudian memiliki ide untuk membuat film berkaitan dengan jenguk-menjenguk menggunakan truk itu.
“Tapi waktu itu, kami masih merasa kayaknya ide ini terlalu mahal untuk direalisasikan. Kami filmmkaer masih belajar, masih merasa skillnya belum sejauh itu bahkan untuk syuting proper saja masih sulit,” ucapnya.
Seiring berjalannya waktu, di tahun 2018, mereka sudah melewati banyak hal dan segera mengeksekusi ide tersebut.
“Kebetulan ada program dari Dinas Kebudayaan DIY, program dana keistimewaan yang diberikan ke pekerja seni, termasuk di ranah film. Kami submit naskah dan proposalnya kesana, kemudian mereka melakukan seleksi, pitching dan akhirnya jadilah film ini,” bebernya.
Uniknya, Elena dan tim sempat ikut aktivitas tilik arau menjenguk dengan truk yang diinisiasi orang-orang desa.
Mereka ingin menjenguk tetangga yang sakit dengan menggunakan truk menuju RS.
“Kami sempat ikutan menjenguk dengan truk itu. Awalnya, kami lagi observasi di rumah orang yang cukup disegani di salah satu desa di Yogyakarta. Pas banget, ternyata ada warga yang ingin menjenguk warga lain di rumah sakit dengan truk,” jawab Elena.
Dari situ, Elena dan tim mulai memahami bagaimana rasanya menjenguk orang sakit dengan naik truk ke tempat tujuan.
“Saya sempat ikut dua kali. Satu yang diatas truk, satu lagi yang kami ikutin pakai motor,” ucapnya.
Ia melihat, sebenarnya warga yang di truk itu hanya fokus dan menjaga keseimbangan ketika diatas truk, tidak ada yang sempat berbicara seperti yang ada di film ‘Tilik’.
“Kami kaitkan dengan fenomena bagaimana ibu-ibu ketika sudah pada berkumpul, pasti akan membicarakan banyak hal bukan?” kata Elena.
Sementara, sutradara film ‘Tilik’, Wahyu Agung Prasetyo juga mengatakan hal yang sama. Ia merasa bersyukur ‘Tilik’ bisa dinikmati lebih banyak orang.
Ia menceritakan, cukup banyak kendala untuk membuat film ‘Tilik’ ini, terlebih di alam dan medan. Saat itu, mereka sempat kehujanan saat syuting ’Tilik’.
“Kami juga merasa senang bisa memberikan banyak hal baru untuk ibu-ibu itu. Tidak hanya masalah material kan, tapi juga pengalaman dan ilmu baru,” tandasnya.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Film "Tilik" dari Yogyakarta Jadi Trending Topic di Twitter, Begini Kisah di Balik Pembuatannya,
Penulis: Bunga Kartikasari
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments