Pemerintah diminta belajar dari negara Korea Selatan dalam menjalankan Pilkada serentak di 270 daerah pada 9 Desember 2020.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, Pilkada di tengah pandemi Covid-19 memang tidak mudah dijalankan, tetapi beberapa negara sudah melaksanakannya seperti Jerman, Korea Selatan, Singapura dan lainnya.
"Jadi pengalaman ada yang dapat dilihat, meskipun ada beberapa negara menunda Pemilu," ujar Burhanuddin dalam Webinar Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19, Jakarta, Minggu (9/8/2020).
Menurutnya, tingkat partisipasi masyarakat saat Pemilu di Korea Selatan cukup tinggi, karena pemerintahnya melakukan tes secara massal dan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
"Misalnya syarat untuk mencoblos, suhunya harus di bawah 37 derajat, jaraknya minimal satu meter, dan lainnya," papar Burhanuddin.
"Jadi DPR dan pemerintah harus memberikan sinyal positif, virus Covid-19 harus bisa dimitigasi, kalau ada pelanggaran (penerapan protokol kesehatan) harus diberikan sanksi juga," sambung Burhanuddin.
Burhanuddin menyebut, Pemilu di Korsel juga membalikan prediksi banyak orang yang menyebut partai penguasa di sana akan kalah, tetapi nyatanya memenangkan Pemilu.
"Partai Demokrat di sana diprediksi kalah tapi nyatanya menang, karena pemerintah di sana melakukan penanganan Covid-19 secara baik," ucapnya.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments