Reynalfi (23) seorang mantan Anak Buah Kapal (ABK) asal Pematangsiantar, Sumatera Utara, menceritakan pengalaman pahitnya bekerja di kapal berbendera China, Li Qing Yuan Yu 213.
Perlakuan tak manusiawi mendorongnya untuk kabur dari kapal berbendera China tersebut pada Sabtu (6/6/2020) lalu di perairan Tanjung Balai Karimun.
Dihubungi dari sambungan telepon, Reynalfi yang mengaku sedang berada di luar kota menyampaikan, dirinya sudah diperiksa polisi terkait pelariannya itu.
"Saya pulang ke Sumatera tanggal 18 Juni 2020 naik pesawat. Kemudian datang surat panggilan oleh Polda Sumut, pada 3 Juli 2020," ujar Reynalfi, Sabtu (8/8/2020).
Di Polda Sumut, Reynalfi mengaku penanganan kasusnya oleh tim dari Polda Metro Jaya yang datang saat itu.
Sehingga saat ditanya perkembangan kasusnya ia pun belum mengetahui apa-apa.
Sudah tujuh bulan ia bekerja di Kapal China yang beraktivitas di Samudera Hindia itu.
Katanya, kapal tersebut mengangkut ikan-ikan jenis tak berduri untuk dikirim ke daratan.
"Nanti ada kapal yang datang menghampiri kami membawa ikan-ikan yang kami jaring," ujar Reynalfi.
Selama bekerja di kapal tersebut Reynalfi hampir 7 bulan lama tak pernah melihat daratan.
Di laut, Reynalfi dan teman-temannya warga negara non-China mendapat perlakuan yang tak layak.
Ia bercerita sempat mendapatkan tendangan ke paha, minum air asin, dan makan nasi sekali sehari.
"Saya sempat sekali ditendang, minum air asin, makan nasi cuma sekali sehari. Lainnya makan mi dan bakpao yang nggak ada isinya itu," ujar Rey.
Warga Jalan Sumber Jaya I, RT 003, RW 002 LK II Kelurahan Sumber Jaya, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar mengungkapkan ada 15 WN China, 12 WN Indonesia, dan 4 WN Myanmar bekerja di kapal itu.
Lantaran ia dan seorang teman WNI-nya asal NTB melarikan diri, diduga tersisa 10 WNI di kapal itu.
Disinggung terkait kesepakatan awal ia dan perusahaan Kapal China, Reynalfi mengaku dibohongi.
Semula, pembicaraan adalah bagaimana mereka bisa kerja di salah satu perusahaan tekstil di Korea Selatan.
"Awal kontrak, bulan 11, kami semula diimingi kerja ke sebuah pabrik tekstil Korea Selatan. Rupanya tak ada. Agen itu orang Indonesia," ujar Reynalfi.
Saat itu dirinya dijanjikan mendapat gaji Rp 25 juta perbulan
"Karena dari awal udah enggak-enggak, kerja pun sudah enggak enak lagi. Mau bagaimana, enggak bisa. Kami di laut," katanya.
Perlu diketahui, Reynalfi dan Juniansyah, warga Utan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) mencapai daratan di Tanjungbalai Karimun, Kepulauan Riau usai dievakuasi nelayan setelah terombang-ambing berjam-jam di lautan, Sabtu (6/8/2020).
Keduanya sempat diperiksa Polda Kepulauan Riau sebelum akhirnya pulang ke rumah masing-masing.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments