Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga keberlanjutan fiskal di tahun 2020.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, realisasi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir Juli 2020 mencapai Rp 330,17 triliun.
"Jumlah defisit ini sekira 2,01 persen PDB," ujarnya, Selasa (25/8/2020).
Sementara itu, lanjutnya, realisasi pembiayaan anggaran hingga Juli 2020 sudah mencapai Rp 502,97 triliun atau 48,4 persen dari pagu Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020, erutama bersumber dari pembiayaan utang.
Selain itu, realisasi pembiayaan utang hingga akhir Juli 2020 mencapai Rp 519,22 triliun, terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp 513,41 triliun dan realisasi pinjaman sebesar Rp 5,81 triliun.
"Di sisi lain, pemerintah juga telah merealisasikan pengeluaran pembiayaan investasi sebesar Rp 16,5 triliun, pencairan PMN kepada BUMN sebesar Rp 9,5 triliun, dan investasi kepada Badan Layanan Umum (BLU) sebesar Rp 7 triliun," kata Sri Mulyani.
Pada bulan Juli, dia menambahkan, pemerintah berhasil masuk ke pasar Jepang dengan penerbitan Samurai Bonds senilai 100 miliar yen.
"Ini merupakan penerbitan sovereign pertama di pasar Jepang untuk tahun 2020 dan penerbitan pertama dari penerbit Asia setelah masa pandemi," pungkasnya.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments