Harapan para elite Partai Amanat Nasional (PAN) agar Amien Rais tetap
berada di bawah naungan partai berlambang matahari putih itu sepertinya sulit terkabul.
Amien Rais sepertinya sudah enggan kembali ke partai yang dilahirkan dan dibesarkannya itu.
Menurut loyalis Amien Rais, Agung Mozin, mantan Ketua Umum PAN itu merasa sudah tidak nyaman lagi berada di PAN dalam memperjuangkan suara rakyat.
”PAN yang dilahirkan oleh Pak Amien Rais bersama kawan-kawan saat reformasi bukan lagi rumah pas buat beliau yang selalu berdiri tegak lurus menyuarakan kesulitan dan kepedihan rakyat,” kata Agung.
Karena itu, Agung menyebut sudah tertutup harapan dari Ketua Dewan Kehormatan PAN Soetrisno Bachri agar Amien Rais selalu berada di PAN, untuk membawa partai itu lebih besar dari saat ini.
”Iya (sudah tertutup harapannya). PAN saat ini bukan lagi PAN yang dulu, sudah semakin jauh dengan akar rumput partai yang reformis," ujar Agung.
Agung menyebut tidak hadirnya Amien Rais saat acara puncak HUT ke-22 PAN beberapa hari lalu karena Amien sangat menghargai kawan-kawan seperjuangannya.
"Silakan saja PAN dengan sikap yang selalu menyakiti pendukungnya. Nanti akan tiba saatnya mereka akan dihukum oleh mahkamah rakyat," ucap Agung.
Sebelumnya, saat peringatan hari ulang tahun ke-22 PAN, Minggu (25/8) lalu, Ketua Dewan Kehormatan PAN Soetrisno Bachir terlihat menangis saat menyebut nama Amien Rais dalam sambutannya.
"Saya yakin kita semua mengucapkan terima kasih kepada pendiri Partai Amanat Nasional bapak Profesor Doktor Amien Rais," katanya.
Ia kemudian mendoakan agar Amien selalu sehat wal afiat dan dilindungi Allah SWT.
Soetrisno juga berharap Amien Rais menyaksikan acara HUT PAN ke-22 tersebut meski tidak hadir di lokasi.
Harapan selanjutnya yang disampaikan Soetrisno adalah agar Amien Rais mengikhlaskan estafet kepemimpinan PAN pada generasi saat ini.
Soetrisno juga berharap Amies Rais selalu bersama-sama PAN untuk membawa partai politik berlambang matahari terbit itu lebih besar dari saat ini.
"Mudah-mudahan Profesor doktor Amien Rais mengikhlaskan estafet kepemimpanan kepada generasi kami ini yang dipimpin saudaraku Zulkifli Hasan," katanya.
Hubungan Amien Rais dengan partai yang didirikannya itu merenggang setelah dalam kongres terakhir PAN di Kendari, Februari 2020 lalu.
Saat itu Amien Rais mendukung tokoh lain yakni Mulfachri Harahap untuk jadi Ketua Umum PAN bersaing dengan Zulkifli Hasan.
Namun, kongres lebih memilih Zulhas, sapaan Zulkifli yang juga petahana.
Amien dan PAN juga saat ini cenderung berseberangan secara politik.
PAN lebih merapat ke pemerintahan Jokowi sementara Amien Rais gencar mengkritik
pemerintahan.
Amien Rais yang dulu menjabat sebagai Ketua Dewan Kehormatan PAN kini tak masuk dalam kepengurusan.
Bahkan ia disebut-sebut bakal membuat partai baru.
Terkait rencana membuat partai baru, Agung mengatakan pihaknya kini tengah mempersiapkan launching partai baru bersama dengan sejumlah mantan kader PAN.
Partai baru ini ditargetkan akan diumumkan pada Desember 2020.
“Pak Amien dan kawan-kawan, termasuk saya sedang mempersiapkan partai baru. Kita sudah firm (yakin) untuk punya partai baru,” kata Agung.
Agung menjelaskan, partai baru ini dimotori sejumlah mantan kader dan fungsionaris PAN termasuk dirinya bersama dengan Putra Jaya Husin dan Chandra Tirta Wijaya.
Sementara Amien Rais hanya menjadi pengayom saja.
Hanafi Rais ikut terlibat namun tidak secara aktif.
“Ada saya, ada Chandra Tirta Wijaya, ada Putra Jaya dan kawan-kawan, masih banyak lagi. (Mulfachri Harahap) Dia justru tidak terlibat sama sekali,” terang Agung.
Menurut eks Ketua DPP PAN itu, partai baru ini ditargetkan akan diumumkan pada Desember 2020 mendatang.
Namun, karena sifatnya target maka bisa terjadi lebih cepat atau lebih lambat dari target itu.
“Target kita sih Desember ya, namanya target ya, mungkin bisa lebih cepat atau mungkin bisa lebih lambat,” ujarnya.
Soal nama dan logo, Agung menjelaskan semua itu sudah ada, hanya saja pihaknya belum mau membocorkan itu sampai waktunya nanti.
Terkait apakah nama dan logonya akan mirip PAN, menurut dia, PAN hanyalah masa lalu dan partai baru ini enggan dikaitkan dengan PAN yang menurutnya sudah rusak semenjak Kongres V PAN lalu itu.
”Saya kira itu PAN itu kenanangan saja lah, tinggal kenangan saja. Kita tidak ingin ada kaitan ataupun apa lah dengan PAN itu, apalagi PAN yang sudah cacat. PAN akan berhadapan dengan mahkamah sejarah, mahkamah rakyat tentang perilaku mereka yang mengabaikan suara para pendukung mereka yang ingin PAN selalu mengkritisi rezim ini,” ujarnya. (tribun network/sen/dod)
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments