Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat tegas menyatakan produk Sido Muncul sudah sejak 2007 melakukan uji klinis Tolak Angin terbukti dapat meningkatkan sel-T mencegah virus Covid-19.
Aktivasi sel-T sendiri memberikan respon kekebalan yang berlainan seperti produksi antibodi, aktivasi sel fagosit atau penghancuran sel target dalam seketika.
Dengan demikian respon imun adaptif terhadap berbagai macam penyakit dapat diterapkan.
“sel-T secara umum untuk meningkatkan imunitas terhadap kuman, bakteri, dan virus. Tolak Angin dapat meningkatkan sel-T tapi ndak khusus untuk Covid-19 karena ini bukan vaksin," kata Irwan saat membahas khasiat Tolak Angin di kantor Sido Muncul, Cipete Raya No. 81, Jakarta, Sabtu (25/7/2020).
Irwan menjelaskan produk Tolak Angin sudah melewati tahap penelitian dan bahan baku yang digunakan sudah terbukti.
Ia menyebut kekuatan Tolak Angin yakni terbuat dari herbal yang aman dikonsumsi ketimbang produk lainnya yang juga mampu meningkatkan daya tahan tubuh.
"Sekarang ini semua orang segala yang ada dimedia sosial diminum. lho ini (Tolak Angin) sudah ada penelitiannya kok. Saya rekomendasikan konsumsi ini supaya imunitas, Sel T meningkat," papar Irwan.
Selain itu, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul, Tbk dengan kode saham SIDO ini juga sudah melakukan uji toksisitas untuk produk Tolak Angin.
Uji toksisitas itu dilakukan peneliti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan hasil tinjauan Tolak Angin dinyatakan tidak mempunyai toksisitas yang membahayakan bagi manusia.
"Sehingga Tolak Angin ini aman untuk dikonsumsi pada orang yang sehat," tuturnya.
Irwan menambahkan peningkatan sel-T ini yang mampu mencegah daya tahan tubuh merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan Universitas Oxford di Inggris.
Seperti diberitakan, Universitas Oxford dengan AstraZeneca (perusahaan farmasi) melakukan penelitian vaksin virus corona bahwa antibodi dan Sel-T disebut dapat menekan hingga menetralkan virus yang terdeteksi (Covid-19).
Menurut data baru yang diterbitkan dalam jurnal medis The Lancet, relawan vaksin tersebut diklaim memicu respons kekebalan terhadap Covid-19 dan hanya memiliki efek samping kecil.
Menurut penelitian fase satu/fase dua yang melibatkan lebih dari 1.000 pasien itu vaksin telah memicu dua respons imun yakni peningkatan antibodi dan respons sel-T.
Vaksin yang disebut AZD1222 ini dikembangkan menggunakan virus yang berbeda dan tidak berbahaya untuk memberikan instruksi biologis tentang cara melawan virus corona.
"Sejauh ini, semua yang kami lihat sangat menggembirakan," kata Naor Bar-Zeev, wakil direktur Pusat Akses Vaksin Internasional di Universitas Johns Hopkins.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments