Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan, Fase 1 Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi di DKI Jakarta diperpanjang hingga dua pekan ke depan.
Menurut Anies, berdasarkan data yang dihimpun, kondisi pandemi Corona (Covid-19) di DKI Jakarta masih sangat berisiko apabila Fase 1 PSBB Transisi ini dilonggarkan.
"Berdasarkan data-data tadi, maka akan sangat berisiko apabila kita melonggarkan Fase 1 PSBB Transisi ini dan masuk ke fase dua."
"Karena itu kami di DKI Jakarta, Gugus Tugas memutuskan untuk kembali memperpanjang Fase 1 PSBB Transisi ini sampai dua pekan ke depan sebelum kita bisa beralih ke fase kedua," kata Anies dalam tayangan langsung di kanal YouTube Pemprov DKI Jakarta, Kamis (16/7/2020) malam.
Anies juga menekankan, di masa perpanjangan Fase 1 PSBB Transisi DKI Jakarta ini, semua pihak harus lebih serius memastikan protokol kesehatan berjalan dengan lebih ketat.
"Justru saat ini kita harus lebih serius dalam memastikan protokol kesehatan dijalankan dengan ketat," tegas Anies.
Anies menambahkan, pada prinsipnya, masyarakat diimbau untuk tidak keluar rumah apabila tidak mendesak.
Selain itu, Gubernur juga mengingatkan semua pihak untuk selalu mencuci tangan, menggunakan masker ketika berkegiatan di rumah, menjaga jarak 1 meter dalam berinteraksi apapun, dan memastikan seluruh kegiatan beroperasi dengan setengah kapasitas.
"Harus diingat, ini harus dilakukan semua kita," kata Anies.
Anies menyampaikan, hingga 15 Juli 2020, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan tes PCR terhadap 299.439 orang.
Artinya, Anies menambahkan, jumlah tersebut telah melampaui 3,6 kali lipat standar WHO.
"Aturan dari WHO adalah 100 testing per 1 juta penduduk."
"Jakarta dengan jumlah penduduk 11 juta maka minimal Jakarta 11.000 testing, dan kita telah mencapai angka di atas 3,6 kali lipat dari yang ditetapkan WHO," beber Anies.
Anies menekankan, jumlah tersebut merupakan jumlah pemeriksaan PCR.
Oleh karenanya, Anies meyakini, data yang dihasilkan tersebut sudah dapat menggambarkan kondisi pandemi Covid-19 di Jakarta.
Karena telah melewati batas standar WHO, Anies mengatakan, data tersebut akurat untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.
"Ini adalah tes PCR, maka kita bisa yakin data yang dihasilkan dapat menggambarkan kondisi Jakarta yang sesungguhnya."
"Bila kita melakukan di bawah itu, maka data yang kita gunakan tidak bisa menjadi acuan pengambilan keputusan," terangnya.
Anies menjelaskan, keputusan untuk memperpanjang Fase 1 PSBB Transisi Jakarta ini diambil atas dasar data-data.
Satu di antaranya, Anies menyebutkan reproduction number di Jakarta mengalami peningkatan.
"Selama ini kita selalu berada di bawah satu. R0 itu adalah angka di masa awal ketika terjadi wabah, Rt artinya reproduction number time, waktu ini angkanya 1,15 per tanggal 12 Juli," kata Anies.
Anies menjelaskan, apabila Rt di angka 1 maka artinya satu orang yang positif Covid-19 dapat menularkan pada satu orang lainnya.
Sementara, apabila Rt di angka empat maka satu orang dapat menularkan pada 4 orang.
"Nah dengan angkanya berkisar antara satu artinya wabah ini stabil, tidak mengalami kenaikan tapi juga tidak mengalami penurunan," lanjut Anies.
Ia menambahnya, melihat Rt di Jakarta berada di angka 1,15 maka hal itu menandakan adanya pergerakan percepatan penularan Covid-19.
Oleh karenanya, Anies mengatakan, saat ini setiap orang harus lebih waspada.
"Kita tentu menginginkan reproduction number-nya itu turun, Rt-nya dari 1 berharapnya menjadi lebih kecil."
"Karena itu, sekarang kita berada di atas 1,15, yang itu menandakan ada pergerakan percepatan penularan, karena itulah kita harus ekstra waspada," kata Anies.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments