Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengimbau masyarakat untuk tidak panik terkait penyebaran virus corona.
Hal tersebut disampaikan Tito dalam konferensi pers, seperti dikutip Tribunnews.com dari tayangan KompasTV, Selasa (17/3/2020) siang.
Ia mengatakan, bahwa virus corona bukan penyakit yang mematikan.
"Masyarakat tidak perlu panik, virus corona bukan penyakit yang fatalitas kematiannya berbahaya, jadi jangan menjadi momok," terang Tito.
Ia menegaskan, pencegahan penularan virus corona dapat di atasi dengan memperkuat daya tahan tubuh.
"Di antaranya olahraga, terpapar sinar matahari juga bagus."
"Kemudian makan-makanan sehat, cuci tangan, kemudian (menggunakan) hand sanitizer," ungkap Tito.
Selain itu, ia juga meminta masyarakat untuk makan-makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
"Terutama (makanan) yang banyak mengandung vitamin C dan vitamin E serta buah-buahan," ungkapnya.
"Kemudian vitamin E itu banyak terdapat di toge, brokoli."
"Itu yang saya kira mudah didapatkan di pasar-pasar tradisional juga banyak," lanjutnya.
Ia juga akan terus memantau untuk melihat langkah-langkah lebih lanjut.
Hal tersebut bertujuan untuk mencegah penularan serta mitigasi bagi yang sudah terinfeksi Covid-19.
Selain itu, Tito menegaskan, untuk pemerintah daerah yang ingin melakukan pembatasan wilayah atau karantina wilayah harus melakukan koordinasi dahulu dengan pemerintah pusat.
"Untuk karantina kewilayahan, pembatasan wilayahnya, kepala daerah untuk mengonsultasikan kepada pemerintah pusat," terang Tito.
Pemerintah daerah harus melakukan komunikasi terlebih dahulu kebijakan yang ingin diambil kepada otoritas yang telah ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam hal ini adalah Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona.
Dalam pertemuannya dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan itu, Tito juga menyebut adanya langkah-langkah yang telah dilakukan di Jakarta.
"Ada langkah-langkah pembatasan yang telah dilakukan gubernur, di antaranya mengenai transportasi," terangnya.
Menurutnya, langkah pembatasan penumpang transportasi umum merupakan bagian dari upaya pencehagan penyebaran Covid-19.
"Ini menerapkan kebijakan social distancing, yakni menjaga jarak masyarakat."
"Sehingga dalam satu bus, MRT, atau LRT jumlahnya dikurangi sehingga terjadi jarak," terang Tito.
Tito mengungkapkan, jika penumpang bertumpuk akan berisiko tinggi penyebaran virus corona.
"Apalagi Jakarta bergabung bersama kota satelit lainnya, ada Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi," ujar Tito.
Tito juga menyebut, segala kebijakan harus dikomunikasikan dengan wilayah lain tersebut.
"Ini perlu dikomunikasikan dengan wilayah lain, bahkan provinsi lain," terang Tito.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments