Direktur Utama Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso dr Mohammad Syahril mengatakan hampir 500 orang yang melapor ke pos pemantauan virus corona (Covid-19).
Jumlah tersebut tercatat dari bulan Januari sejak posko tersebut didirikan.
Saat ini RSPI Sulianti Saroso melakukan isolasi terhadap sembilan orang dalam pengawasan terkait virus corona.
"Saat ini sudah hampir lima ratusan orang yang melapor di pos pemantaunan," ujar Syahril di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020).
Syahril mengatakan berdasarkan laporan ke pos pemantauan, hanya satu pasien yang dinyatakan diisolasi setelah melapor ke pos pemantauan.
"Kondisinya bagus, nggak ada yang dirawat, cuma satu tadi malam saja," tutur Syahril.
Saat ini, total ada sembilan pasien yang diisolasi di RSPI Sulianti Saroso. Dua pasien tambahan baru datang pada Rabu (4/3/2020) kemarin.
Satu warga negara asing dipulangkan setelah dinyatakan negatif. Sementara satu pasien lain dinyatakan negatif dan tidak diisolasi.
Seperti diketahui, dua warga Depok, Jawa Barat dinyatakan positif Corona. Keduanya diduga tertular oleh Warga Negara Asing (WNA) asal Jepang di suatu cafe di Jakarta.
RSUP Persabatan saat ini sedang merawat 10 pasien dalam pengawasan (PDP) terkait virus corona (COVID-19).
Sepuluh pasien tersebut dirawat di ruang isolasi, ruangan khusus yang steril dengan tekanan udara negatif untuk mencegah penyebran penyakit melalui udara.
Ruangan isolasi ini tidak bisa dimasuki sembarangan orang, hanya tenaga medis yang juga harus menggunakan alat pelindung diri (APD) saja yang boleh masuk.
Lalu bagaimana bila pihak keluarga ingin berkomunikasi dengan mereka yang diisolasi?
Direktur Utama RSUP Persahabatan dr Rita Rogayah menjelaskan pasien tetap bisa berkomunikasi dengan pihak keluarga.
Kalau di RS Persahabatan nanti keluarga yang ingin bertemu akan masuk ke ruang perawat.
“Keluarga kita pangggil ke ruang perawat lalu mereka akan komunikasi,” kata dr Rita Rogayah di RSUP Persahabatan, di Jakarta Timur, Kamis (5/3/2020.)
Dari ruang perawat mereka akan bisa berbicara dengan pasien dengan telepon di ruang perawat untuk mendengar suara pasien.
Sementara untuk melihat kondisi pasien maka keluarga bisa melihat dari tayangan CCTV yang ada di rungan perawat.
“Jadi kelurga pasien bisa melihat keluarganya dari CCTV jadi berbicara melalui telepon tapi tidak diperkenakan masuk dalam ruangan,” kata dr. Rita Rogayah.
Adapun pasien dalam pengawasan (PDP) ini diisolasi karena baru pulang dari negara yang terdapat kasus corona virus.
Kemudian mereka menunjukan gejala penyakit seperti sesak napas, batuk sehingga dirawat untuk memastikan kondisinya.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments