TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Hendri Satrio mengungkap alasan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) selalu mengkritisi Gubenur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Dilansir TribunWow.com, Hendri Satrio menganggap kritikan PSI terhadap Anies Baswedan itu disebabkan karena sejumlah hal.
Satu di antaranya yakni karena PSI tak berani secara langsung mengkritik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Saat menjadi bintang tamu dalam kanal YouTube Realita TV, Sabtu (7/3/2020), Hendri mulanya menceritakan pernyataan kader PSI saat berdiskusi dengannya.
"Dalam sebuah perbincangan di salah satu tv swasta, saya tanya terus terang sama kader partai ini, PSI gitu ya," kata Hendri.
Pada kesempatan itu, Hendri mengaku sempat menanyakan soal alasan PSI kerap mengkritik Anies Baswedan.
"'Anda (PSI) dari tadi menyebutkan terus Anies programnya A menolak, programnya B menolak. Ada enggak yang Anda sepakati?'," ucap Hendri.
"Ada kata dia (PSI), 'Pada saat Anies buat barongsai, yang kedua Cristmast Carol'."
Berdasarkan pernyataan itu, Hendri menilai PSI hanya menggunakan Anies Baswedan sebagai kendaraan politik.
"Dan itu yang memang secara gamblang disampaikan bahwa 'Saya itu penginnya begini, inilah captive saya'," ujar Hendri.
"'Saya gunakan Mas Anies yang memang bukan seperti captive saya, untuk kendaraan politik'."
Tak hanya itu, Hendri juga secara blak-blakan mengungkap ketakutan PSI mengkritik Jokowi.
Menurut dia, ketakutan itu berkaitan dengan aliran dana yang diterima PSI sebagai partai politik.
"Karena ngritik Jokowi takut mereka, takut selesai itu barangnya karena bisa selesai juga aliran dana buat mereka kan," terang Hendri.
Mendengar pernyataan itu, tampak Rocky Gerung yang duduk di samping Hendri pun tertawa lebar.
"Jadi ya dia kritik yang enggak punya kekuatan politik besar, sosok yang namanya Anies Baswedan," sambung Hendri.
Lebih lanjut, Hendri menyatakan Anies Baswedan menjadi sasaran untuk dikritik karena memiliki banyak pendukung.
Tak hanya itu, Anies Baswedan juga disebutnya tak memiliki daya yang besar dalam menghentikan jalan politik PSI.
"Yang dikritik tidak punya kekuatan politik besar, artinya tidak memliki kemampuan untuk menghentikan panggung politik mereka," tutur Hendri.
"Tapi punya masa yang banyak, jadi terus-terusan aja disampaikan begitu."
Sebelumnya, Rocky Gerung ikut menanggapi banyaknya bully-an pada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
Sedangkan, Anies Baswedan diketahui banyak di-bully mulai dari masalah banjir, kisruh lem aibon, hingga Formula E.
Hal itu disampaikan Rocky Gerung melalui channel YouTubenya Rocky Gerung Official yang tayang pada Kamis (5/3/2020).
Rocky Gerung menilai, apapun yang akan dilakukan Anies akan terus mendapat bully-an.
Menutnya, hal itu ada sangkut pautnya dengan Pemilihan Presiden 2024.
Padahal, menurut Rocky Gerung jika memang tidak ingin Anies maju Pilpres 2024, harusnya orang yang tidak menerima bisa mengajukan kandidat lain untuk bersaing.
"Pokoknya De-Aniesisasi itu tapi De-Aniesisasi musti ada control feeling forcenya itu yang enggak terlihat."
"Jadi pertanyaanya demi apa itu dilakukan jika penantang Anies tidak dimunculkan," ujar Rocky Gerung.
Lalu, ia menyindir bahwa ada pihak yang cemburu Anies dikabarkan maju Pilpres 2024.
"Ya kalau orang baper, mantan yang cemburu lalu dia jelek-jelekin dia sendiri enggak bisa dapat penggantinya," katanya.
Saat ditanya jika menjadi Anies, Rocky Gerung justru menyarankan Anies untuk bermain aplikasi Tik Tok dan tak peduli dengan bully-an.
Pasalnya, jika bully-an itu ditanggapi maka bisa jadi blunder Anies.
"Ya Anies main Tik Tok saja itu. Ya itu main Tik Tok saja."
"Karena kalau dia bereksi maka reaksinya terbaca dan itu akan yang dimanipulasi reaksi Anies itu," saran Pengamat Politik 60 tahun ini.
"Ya karena itu memang targetnya, ya kalau Anies bilang silahkan bully sebanyak-banyaknya sehingga kalian lupa mengajukan penantang saya," imbuhnya.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments