Kementerian Kesehatan Iran, mengumumkan peningkatan angka kematian akibat Covid-19 di negaranya pada Minggu (1/3/2020).
Kini pasien meninggal di Iran sudah menembus angka 54.
Sementara jumlah kasusnya, melonjak menjadi 978 orang.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Kianoush Jahanpour kasus baru ini terkonfirmasi dari beberapa kota.
Satu di antaranya di Kota Masyhad yang merupakan pusat peribadatan Syiah di Iran, dilansir france24.
Kota ini merupakan satu pusat kebudayaan Islam yang tercatat dalam ISESCO.
Jadi sejumlah tempat di sini merupakan destinasi menarik bagi banyak peziarah dari seluruh daerah.
Semenjak tercium kasus virus corona, pemerintah Iran mengimbau para ulama untuk menutup sejumlah tempat ibadah di sana.
Terutama untuk membatasi kedatangan warga sipil dan pengunjung dari berbagai daerah lainnya.
Angka-angka baru yang bermunculan ini menandakan, jumlah kematian meningkat sampai 11 orang.
Sementara untuk kasusnya sendiri, meningkat sebanyak 385 kasus.
Kendati demikian, dua angka ini menunjukkan tingkat infeksi lebih tinggi daripada tingkat kematian.
Bila diperesentasikan, tingkat kerentanan infeksi ini mencapai 5,5 persen.
Tapi tetap saja, tingkat infeksi sebesar 5 persen itu jauh lebih tinggi daripada negara lainnya.
Fakta inilah, yang kemudian mendorong isu, sebenarnya tingkat infeksi di Iran lebih tinggi lagi dari yang sudah diberitakan.
Jahanpour mengatakan, kasus Covid-19 di Iran, masih cenderung.
Dari 385 kasus baru yang dikonfirmasi, 170 di antaranya berasal dari Teheran.
Ibu Kota Iran di mana banyak fasilitas publik seperti sekolah dan bioskop berjamur.
Peningkatan kasus, menyebabkan tempat-tempat umum itu ditutup selama dua minggu ini.
Bus umum dan metro masih terus beroperasi, tetapi setiap hari harus diberi disinfektan.
Pihak berwenang juga menyiram jalanan yang ramai di Teheran.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan ini, menambahkan ada 44 kasus yang terjadi di Provinsi Markazi Tengah.
Ini adalah pertamakalinya, wilayah itu terkontaminasi wabah mematikan asal Wuhan, China.
Pada Minggu lalu, Lembaga Penyiaran Iran menyerukan, semua penerbangan ke dan dari Kota Rasht, Ibu Kota Provinsi Gilan Utara ditangguhkan.
Belum ada penjelasan lebih lanjut terkait hal ini.
Wilayah Gilan, menduduki peringkat ketiga infeksi terbanyak Covid-19 setelah Teheran dan Qom.
Kepolisian Iran, berencana untuk memasang rumah sakit bergerak di Kota Qom dan Rasht.
Para petugas berwajib ini, terus melakukan disinfeksi di sejumlah kota di Iran.
Menurut laporan Metro, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah mengumumkan pembatasan untuk bepergian ke Iran.
Dia juga tengah menimbang akan menutup perbatasan Amerika dengan Meksiko.
Ini semua Trump lakukan setelah ada kabar satu korban jiwa virus corona di Amerika Serikat.
Sebelumnya, pasien berusia 50 tahun meninggal dunia karena kondisinya sudah memburuk.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengklaim pasien yang meninggal itu tidak memiliki riwayat ke luar negeri.
Wakil Presiden, Mike Pence mengatakan, setiap warga negara asing yang telah mengunjungi Iran dalam 14 hari terakhir, tidak diizinkan memasuki AS.
Selain itu, dia menyarankan agar warga Amerika tidak mengunjungi sejumlah negara yang telah terinfeksi Covid-19.
Antara lain pusat persebaran corona di Eropa, yakni Italia dan negara kasus Covid-19 terbesar kedua di Asia, Korea Selatan.
Sebelumnya, pemerintahan Trump sendiri sudah memberlakukan pembatasan ketat bagi warga Iran dan sejumlah negara Islam.
Ini terkait isu terorisme dan tujuan pemerintah AS melindungi diri dari serangan militan tersebut.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments