Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Achmad Yurianto buka suara soal duaWNI yang positif terkena virus corona.
Achmad menduga, ada sekira 50 orang yang berdansa dengan WNI tersebut, di antaranya warga Jepang, pada 14 Februari 2020 lalu.
Ia menduga, mereka tak hanya berasal dari Indonesia, melainkan juga warga negara asing.
Satu di antara korban yang berusia 31 tahun itu kemudian mengalami batuk dan panas dua hari setelah dansa.
"Setelah selesai dansa kurang lebih 50 orang, dan itu multinasional, maka tanggal 16 si wanita mengeluh batuk dan agak panas, kemudian berobat ke dokter," kata Yuri di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Saat dirawat, awalnya pasien tak terdeteksi terjangkit virus corona, dan diperbolehkan untuk pulang.
Namun, kondisi perempuan itu tak kunjung membaik, dan ibu yang merawatnya ikut tertular sakit.
"Maka dua-duanya memutuskan minta dirawat di RS. Tanggal 27 Februari ibu dan anak dirawat di RS," jelas Yuri.
Yuri memastikan, Kemenkes berupaya untuk melakukan tracking kepada semua orang yang ikut berdansa pada hari Valentine itu.
"Kami tracking kelompok dansanya karena nationality-nya banyak warga beberapa negara, sedang kita tracking dengan pemeriksaan lebih lanjut," imbuh Yuri.
Sementara itu, pihak restoran di kawasan Kemang yang menjadi tempat berdansa itu, meminta Dinas Kesehatan mendatangi restorannya melakukan pemeriksaan.
"Kalau memang beritanya seperti itu, monggo (silakan) dari Dinas Kesehatan ke sini."
"Ayo kita cek semua bareng-bareng," kata Agus selaku manajer restoran saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Senin (2/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Ia yakin jika restorannya tidak terkontaminasi virus corona dari 14 Februari hingga sekarang.
Bahkan, tidak ada karyawan yang sakit atau menunjukkan tanda-tanda pengidap virus corona.
"Saya bilang dari tanggal 14 semenjak yang tadi disebutkan di statement itu sampai detik ini satu yang bisa saya yakini semua karyawan saya sehat," jelas Agus.
Terawan Agus Putranto mengungkapkan, dua warga Depok tersebut merupakan seorang ibu (64) dan anak (31) yang kini dirawat di RSPI Sulianto Saroso, Jakarta Pusat.
Anak yang berprofesi sebaga guru dansa itu bertemu warga Jepang yang merupakan temannya pada 14 Februari lalu.
"Dia dansa dengan teman dekatnya, tanggal 14 Febuari," kata Terawan di RSPI, Senin (2/3/2020), dikutip dari Kompas.com.
Perempuan tersebut sempat berobat ke rumah sakit, karena mengalami batuk-batu dua hari kemudian.
Setelah menjalami rawat jalan, kondisi perempuan tersebut tetap tak membaik.
Selain batuk-batuk, dirinya mengalami sesak dan demam.
Hingga akhirnya, dirawat pada 26 Februari di sebuah rumah sakit.
Dua hari selanjutnya, perempuan tersebut mendapat kabar jika temannya itu positif corona dan tengah dirawat di Malaysia.
Perempuan tersebut kemudian langsung menyampaikan kabar tersebut kepada dokter.
"Dia dirawat sebagai orang dengan pengawasan, pemantauan."
"Teman-teman dokter di rumah sakit itu sudah siapkan diri," jelasnya.
Upaya Pelacakan, pemerintah langsung melacak orang-orang yang mengalami kontak dengan warga Jepang itu, setelah mendapat telepon dari Malaysia.
Kementerian Kesehatan lmelakukan pelacakan di wilayah mana saja di Indonesia WN Jepang tersebut beraktivitas.
"Kami lakukan tracking melakukan close contact dengan pasien ini."
"Kita tindak lanjuti, sistem di sini berjalan," ungkap Terawan, dikutip dari Kompas.com, Senin.
Akhirnya didapatkan bahwa dua warga Depok mengalami gejala batuk, pilek, sesak, disertai demam.
"Jadi dua orang ini, rumahnya kita cek sehingga kita bawa dua-duanya, ibu dan anak, umur 64 tahun dan 31 tahun," ujarnya.
Mereka kemudian langsung dibawa ke ruang isolasi khusus di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Soelianti Saroso, Jakarta Utara.
Setelah dua hingga tiga hari observasi kesehatan, pihak rumah sakit mengonfirmasi kedua warga Depok tersebut positif terjangkit corona.
"Saya baru diberi hasil tadi pagi, langsung lapor Bapak Presiden untuk mengumumkan."
"Ini bagus sebagai keterbukaan informasi. Tidak ada yang ditutupi dan dibikin horor," jelas Terawan.
Menurutnya, warga Jepang tersebut merupakan teman dekat dari perempuan berusia 31 tahun tersebut.
"Orang Jepangnya datang ke rumah, lalu dua orang ini mengeluhkan batuk pilek biasa."
"Jadinya agak sesak dan demam. Tapi, sekarang ini kondisinya sekarang hanya batuk pilek," ungkap Terawan.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments