Kabar terbaru kejadian susur sungai siswa SMPN 1 Turi Sleman, Yogyakarta.
Kabar sebelumnya beredar jumlah korban tewas akibat susur sungai yang menewaskan 9 siswa SMPN 1 Turi, telah diperbarui oleh Basarnas Yogyakarta.
Dikutip dari Kompas.com, Basarnas Yogyakarta meralat jumlah korban tewas dalam kegiatan susur sungai Sempor yang telah ditemukan.
Basarnas menyebutkan, korban yang telah ditemukan berjumlah 8 orang, dan dua masih dalam pencarian.
Sebelumnya, disebutkan data korban yang telah ditemukan berjumlah 9 orang, sehingga tinggal satu orang yang masih dicari.
"Ralat untuk korban masih dua yang dalam pencarian," ujar Koordinator Humas Basarnas Yogyakarta, Pipit Eriyanto, Sabtu (22/02/2020).
"Korban MD (meninggal dunia) 8," lanjut dia.
Tim SAR gabungan sampai saat ini masih terus melakukan proses pencarian terhadap dua korban.
Berdasarkan data BPBD Sleman, identitas korban yang berhasil diketemukan adalah:
1. Sovie Aulia
2. Arisma Rahmawati
3. Nur Azizah
4. Lathifa Zulfaa
5. Khoirunnisa Nurcahyani Sukmaningdyah
6. Evieta Putri Larasati
7. Faneza Dida
8. Nadine Fadilah.
Selain itu, terdata ada 21 siswa menjalani rawat jalan.
Sedangkan 2 siswa masih dirawat di Puskesmas Turi.
Kegiatan susur sungai yang mengakibatkan sejumlah siswa SMPN 1 Turi Kabupaten Sleman, Yogyakarta, menghebohkan masyarakat.
Pasalnya, kegiatan susur sungai yang dilakukan SMPN 1 Turi ini dalam keadaan hujan.
Kepala Sekolah SMPN 1 Turi, Tutik Nurdiana mengaku tak tahu menahu terkait kegiatan susur sungai yang dilakukan oleh para siswanya dalam kegiatan Pramuka.
Dikutip dari Tribun Jogja, menurutnya, Pramuka memang menjadi kegiatan rutin sekolah yang menjadi ekstrakulikuler di SMPN 1 Turi.
"Kegiatan Pramuka memang rutin setiap hari Jumat, dari pukul 14.00 sampai 15.30. Ada tujuh pembina yang ikut dalam kegiatan susur sungai. Semuanya adalah guru SMPN 1 Turi," katanya saat jumpa pers di SMPN 1 Turi, Sabtu (22/02/2020).
Ia melanjutkan, pembina tidak berkoordinasi dengan kepala sekolah dalam pelaksanaan susur sungai.
"Kebetulan saya baru satu setengah bulan menjabat kepala sekolah, kegiatan Pramuka melanjutkan dari program lama. Jujur saya tidak tahu ada kegiatan susur sungai," lanjutnya.
"Mungkin karena siswa berasal dari Turi dan sudah paham daerah Turi. Jadi mungkin ya menganggap itu biasa,"sambungnya.
Tutik juga memohon maaf atas musibah yang menimpa anak didiknya.
Pihaknya tidak menduga akan terjadi musibah seperti ini.
Pihaknya juga meminta dukungan dari masyarakat, agar keluarga dan kerabat korban yang meninggal diberikan kekuatan.
"Semoga korban yang belum ditemukan, segera ditemukan,"tutupnya.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments