TRIBUNWOW.COM - Pengamat politik Syahganda Nainggolan mengaku sedang menunggu waktu jatuhnya pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Hal itu berkaitan dengan banyaknya masalah yang kini dialami oleh pemerintahan Jokowi, terutama soal perekonomian yang terus menurun.
Dilansir TribunWow.com, Syahganda Nainggolan bahkan menyebut Jokowi bakal susah mendanai pemerintahannya akibat krisis ekonomi.
Melalui tayangan YouTube realita TV, Sabtu (29/2/2020), Syahganda mengaku merasakan lebih dari sekedar kecewa pada pemerintahan Jokowi.
"Ini saya bukan kecewa, ini saya menghitung Jokowi kapan jatuhnya?," tanya Syahganda.
"Karena saya ini kan pengamat, saya bukan anti-Jokowi atau pro Jokowi, saya mengamati aja."
Terkait hal itu, ia pun menyinggung sejumlah masalah yang kini dihadapi pemerintah.
Mulai dari merebaknya Virus Corona hingga buronna tersangka korupsi Harun Masiku.
"Bahwa hantaman virus-virus ini, baik Coronavirus, istilah terbaru dari Chairul Tanjung Jiwasraya virus, kemudian kemarin virus Masiku," kata Syahganda.
Terkait hal itu, ia menegaskan pada Jokowi bahwa mengurus negara bukanlah hal yang mudah.
"Kemudian ada beberapa hal yang terlalu ambisius yang itu dipikir gampang ngurus negara," ujar Syahganda.
Menurutnya, masalah-masalah yang tak kunjung diselesaikan ini bisa mengganggu perekonomian.
Bahkan, menurut Syahganda pertumbuhan ekonomi Indonesia kini sudah menurun akibat merebaknya Virus Corona.
"Ketika krisis datang, seluruh dunia ini sekarang ekonominya pertumbuhannya sekitar dua persen," ucap Syahganda.
"Kemudian efek daripada Virus Corona di China ini sudah sampai 8 persen, dan ini ke Indonesia mungkin kita tinggal 4 persen pertumbuhannya."
Dalam kondisi itu, semua warga disebutnya akan kesulitan dalam hal ekonomi.
Namun, dampak ekonomi itu menurut Syahganda akan turut dirasakan oleh Jokowi.
Orang nomor satu di Indonesia itu diprediksi akan kesulitan mendanai rezim yang tengah ia pimpin.
"Itu tidak bisa lagi kita cari uang mudah dan lain-lain secara mudah," tegas Syahganda.
"Akhirnya Jokowi kesulitan untuk mendanai rezimnya, nah itu makanya sesulit apa."
Lebih parahnya, menurunnya perekonomian itu juga akan menyebabkan banyak masyarakat yang kelaparan akibat kekurangan makanan.
"Bagaimana kemudian kita melihat kapan rakyat kelaparan, rakyat kemudian kapan kesusahan mendapatkan food," ucapnya.
Terkait hal itu, Syahganda lantas menyinggung soal survei yang dilakukan sejumlah lembaga soal tokoh-tokoh yang diprediksi akan maju di Pilpres 2024.
"Ya bukan, ini kan kita melihat fenomenanya panic game," ujarnya.
"Panic game ini kan dilihat dari orang baru kemarin kepilih presiden, sekarang udah orang cerita lagi presiden 2024."
Di sisi lain, sebelumnya, politisi Gerindra Fadli Zon tak begitu senang dengan diadakannya survei Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 oleh Indo Barometer.
Ia merasa tidak pantas survei seperti itu dilakukan saat Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) baru saja memulai era pemerintahannya yang kedua.
Fadli Zon meminta agar Jokowi diberikan waktu menunjukkan kinerjanya.
Dikutip dari video YouTube Talk Show tvOne, Kamis (27/2/2020), Fadli Zon mulanya menyampaiakan pandangannya terhadap hasil survei kandidat kuat Pilpres 2024 oleh Indo Barometer.
Ia jujur mengakui ia senang dengan hasil survei tersebut.
Mulai dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, lalu Gubernur DKI Jakarta usungan Gerindra Anies Baswedan, hingga Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno, seluruhnya berada di tiga besar kandidat terkuat Pilpres 2024.
"Ini kayak all Indonesia final," kata Fadli Zon.
Adanya hasil survei tersebut menurut Fadli Zon dapat menimbulkan kesan bahwa ingin segera melakukan pergantian presiden.
"Tetapi menurut saya kasihan lah ini Pak Jokowi, pemerintahannya baru seumur jagung, masa sudah dilakukan survei," kata Fadli Zon.
"Kayak orang mau kebelet langsung ganti presiden," sambungnya.
Ia kemudian mengatakan bahwa Jokowi masih memiliki banyak waktu untuk membuktikan kinerjanya.
"Maksud saya, kayak enggak puas dengan pemerintahan ini, beri lah waktu dulu untuk menunaikan janji-janjinya yang banyak," papar Fadli Zon.
"Kita Pemilu ini mahal biayanya, triliunan," imbuhnya.
Politisi lulusan UI itu juga mengimbau agar biarkan Prabowo dan Anies bekerja menjalankan tugas yang saat ini mereka emban.
"Maksud saya begini, biar dulu, saya kira dalam hal ini Pak Prabowo konsentrasi sedang menjadi Menteri Pertahanan, Pak Anies juga konsentrasi," ucap Fadli Zon.
Ketika ditanyakan apakah elektabilitas Anies terganggu akibat survei terkait kinerjanya soal banjir, Fadli Zon menanggapi ada sejumlah pihak yang takut akan naiknya elektabilitas Anies.
Fadli Zon juga menambahkan bahwa hasil survei juga tergantung berdasarkan cuaca saat survei tersebut dilakukan.
"Coba survei dilakukan pada musim kemarau, beda hasilnya," katanya.
Ia juga meminta apabila survei yang dilakukan adalah mencari tahu banjir di Jakarta, maka survei harus dilakukan khusus di daerah Ibu Kota.
"Dan jangan survei untuk di DKI, dilakukan di seluruh Indonesia," tegasnya.
Terakhir, Fadli Zon juga menyindir Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dalam penanganan banjir yang melanda daerahnya.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments