Terlihat tanpa beban dan keterpaksaan, seorang istri mengantar suaminya menikahi istri kedua.
Ia bersama sang suami tetap tampak harmonis saat hendak melangsungkan prosesi pernikahan suaminya di Jombang, Jawa Timur, Minggu (2/2/2020).
Hal itu tampak dalam unggahan video akun Twitter @MSAndiP8, Kamis (6/2/2020).
Seorang kerabat, Fikri Habibullah Muharram, menceritakan melalui akun Facebooknya, sosok laki-laki yang viral dalam video tersebut merupakan ulama sekaligus Pimpinan Pondok Pesantren Cijeungjing di Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat.
Ulama bernama lengkap Hafi Muhammad Kafi Firdaus atau yang akrab disapa Abah Cijeungjing itu bercerita pada Fikri bahwa pernikahan keduanya mutlak atas permintaan istri pertama, Nengmas Putriyanti.
"Abah Cijeungjing sendiri tak menghendaki, berharap, apalagi meminta ini," tulis Fikri dalam akun Facebooknya, Kamis (6/2/2020).
"Beliau merasa sudah bahagia dan bersyukur dengan apa yang Allah berikan kepadanya," sambung dia.
Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, Fikri pun membenarkan kisah tersebut.
Ia juga menekankan bahwa viralnya peristiwa ini di luar kehendak keluarga Hafi.
"Pada prinsipnya ini bukan atas kehendak pribadi dari Abah Hafi tetapi memang ini adalah perjuangan dan ikhtiar yang dilakukan oleh istrinya," tutur Fikri saat dihubungi Tribunnews.com, Jumat (7/2/2020).
Fikri mengatakan, permintaan Nengmas agar suaminya menikah lagi dikarenakan ia merasa tidak cukup sempurna dalam membahagiakan suaminya.
"Karena memang istri yang pertama mungkin dengan perasaannya sebagai seorang wanita, meskipun sifatnya subjektif sekali, dia mungkin merasa belum mampu untuk membahagiakan sang suami dengan sempurna," ungkap Fikri.
Fikri menerangkan, Hafi memiliki tanggung jawab besar dalam mengurus pesantren hingga mengurus perusahaan-perusahaannya yang ada di Baitul Maal.
Karena itu lah, Nengmas merasa Hafi perlu memiliki pendamping kedua untuk mendukung perjuangannya.
"Di sisi lain, suami juga banyak sekali beban umat yang harus ditanggung seperti mengurus pesantren, mengurus kiai, mengurus perusahaan-perusahaan yang ada di Baitul Maal," kata Fikri.
"Dia (Nengmas) merasa harus ada asisten kedua yang mungkin lebih dalam untuk masuk ke ranah manajerial, nah dari sinilah perjalanan dimulai," sambungnya.
Menurut Fikri, Nengmas mencarikan sendiri pendamping hidup untuk suaminya.
"Sang istri yang pertama, dia yang membantu mencarikan, menyeleksi, menjelaskan pada calon istri kedua pada saat itu sampai akhirnya menemukan istri kedua tersebut," terang Fikri.
"Ini prosesnya 2 sampai 3 bulan," tambahnya.
Fikri menyampaikan, seluruh prosesi pernikahan berjalan secara baik dan lancar.
Seluruh keluarga pun merestui pernikahan ini.
"Keluarga menerima dengan baik," tutur Fikri.
"Baik itu dari pihak istri pertama, istri kedua, termasuk dari keluarga Abah Hafi sendiri dan keluarga besar Pondok Pesantren Cijeungjing," lanjutnya.
Melalui akun Facebooknya, Fikri menceritakan, Hafi berulangkali menolak permintaan istrinya yang menyuruhnya menikah lagi.
Pasalnya, Hafi mengatakan pada Fikri, ia merasa sudah cukup bahagia menjalani kehidupan bersama istri pertamanya.
Namun, sang istri pertama berkali-kali meyakinkan bahwa menikah lagi akan sangat membantu perjuangannya.
Sang suami pun terus menolak namun istrinya tak berhenti meyakinkan.
Karena istrinya terus mendesak agar ia menikah lagi, Hafi pun menerima permintaan sang istri.
“Karena istri keras meminta, saya coba mengalah dan berikan pengertian. Saya bilang ke istri, kalau memang saya harus menikah lagi, silakan neng yang mencarikan calonnya," kata Fikri, menirukan ucapan Hafi.
Di luar dugaan, sang istri rupanya benar-benar mencarikan calon istri untuk suaminya.
"Saya tidak tahu-menahu awalnya sampai semuanya terjadi.
Dia yang mencari, dia yang mengatur proses walimahnya (pernikahan), dia yang meyakinkan, dia yang siapkan keperluan semuanya," begitu ucap Hafi, seperti yang diceritakan Fikri.
Hafi pun meminta istrinya untuk berpikir ulang supaya tidak kecewa.
Namun, istrinya tetap meyakinkannya untuk menikah lagi.
"Dia yang menggaransi, mengurusi, menjamin. Dia tak mau bebankan saya dengan ini."
"Dia ingin saya bisa terbantu untuk mengurus perjuangan umat,” lanjut Hafi.
Pria yang dikaruniai dua orang putra dan putri ini pun akhirnya pasrah.
Ia kemudian mengikuti kehendak sang istri pertama.
"Pada akhirnya ia menerima karena orientasi Abah Hafi sesungguhnya adalah bagaimana mencari ridho Allah SWT dengan memberdayakan ekonomi umat Islam.
"Menikah, kata Abah Hafi, hanya salah satu jalan dan wasilah yang harus ditempuh untuk perjuangan membantu umat Islam," terang Fikri.
Video ini pertama kali diunggah melalui akun Tik Tok seorang anggota keluarga pada Selasa (4/2/2020).
Kemudian, video itu pun viral di Twitter saat diunggah oleh akun @MSAndiP8, Kamis (6/2/2020).
Dalam video yang diunggah dalam akun tersebut, istri pertama tampak tanpa beban mendampingi suaminya yang hendak menikahi perempuan lain.
Kemesraan keduanya pun terekam oleh kamera.
Sang istri pertama terlihat begitu manja dengan suaminya saat berada di dalam mobil.
Sementara itu, ketika sudah turun dari mobil, istri pertama tampak membantu suaminya mengenakan pakaian putih panjang.
Setelah itu, ia pun menggandeng suaminya sambil membawa sebuah kotak perhiasan berwarna merah.
Istri pertama juga beberapa kali terekam kamera sedang bercanda dengan suaminya.
Bahkan, saat bertemu istri kedua suaminya, ia langsung meraih tangan perempuan itu dan mengantarnya ke sang suami.
Sama sekali tidak ada reaksi kesedihan istri pertama saat harus menyaksikan suaminya menikah lagi.
Suasana yang terekam dalam video itu pun sontak menyedot perhatian warganet.
"Beredar video di mana Seorang perempuan mengantarkan suaminya untuk menikah lagi.
Pasti ada alasan kuat dibalik itu semua.
Terlepas dr apapun alasannya itu, salut sama istrinya," tulis @MSAndiP8 melalui Twitternya.
Hingga Jumat (7/2/2020) siang, video tersebut telah dibagikan lebih dari 9 ribu kali dan disukai lebih dari 26 ribu orang.
Berbagai respon warganet pun membanjiri unggahan tersebut.
Fikri mengatakan, menurut Hafi dan sang istri, pernikahan ini sebetulnya bukan hal yang perlu dibesar-besarkan.
"Bukan hal yang bombastis banget (menurut Hafi dan Nengmas), ini hanya salah satu bagian dari jalan dakwah dan sunah yang bisa ditempuh di antara jalan-jalan lain," kata Fikri.
"Memilih sunah ini juga termasuk bagian dari menjalankan syariat dan tidak ada yang salah juga untuk menjalankan semua ini," sambungnya.
"Anggap saja menikah seperti salat, zakat, puasa wajib, dan lain-lain," tambah Fikri.
Bedanya, lanjut Fikri, menikah melibatkan perasaan.
"Di sinilah sensitifitasnya kemudian memicu publik memberikan tanggapan menurut perspektif masing-masing," ujarnya.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments