Penangguhan penahanan tersangka prostitusi daring di Padang, Sumatera Barat berinisial N (27) dikabulkan oleh pihak kepolisian.
N yang digerebek Minggu (26/1/2020) itu kini tak lagi ditahan di Mapolda Sumbar.
N menyelesaikan permohonan penangguhan penahanan dan meninggalkan Mapolda Sumbar, Sabtu (8/2/2020).
Berikut fakta-fakta di balik penangguhan penahanan N oleh polisi yang dirangkum Kompas.com:
N diketahui memiliki anak berusia satu tahun. Semenjak N ditahan, ia kesulitan bertemu dengan anaknya.
Kuasa hukum N dari Lembaga Advokasi Pemberdayaan Perempuan dan Anak Sumbar, Riefia Nadra mengemukakan N kerap menangis di tahanan.
"Dia teringat anaknya yang baru berumur satu tahun. Sementara dia ditahan," kata Riefa. N, lanjut Riefa, terjerumus ke dunia hitam untuk menghidupi anaknya yang masih kecil.
Meski penangguhan penahanan dikabulkan, kasus prostitusi daring yang menjerat N tetap berlanjut.
Perempuan asal Jawa Barat itu diharuskan melapor dua kali dalam seminggu ke Polda Sumbar.
Selain itu, N juga telah membuat penyataan tertulis perihal barang bukti kasusnya.
"N sudah berjanji melalui pernyataan tertulis tidak akan menghilangkan barang bukti," kata Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto.
Pihak keluarga pun menhjamin penangguhan penahanannya.
Stefanus mengemukakan, dalam kasusnya N dijerat Undang-Undang Nomor 19 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE).
Sebab, N dan salah seorang mucikari berinisial AS ditetapkan sebagai pelaku dan bukan korban.
Dari bukti digital yang ditemukan polisi, N meminta mucikari mencarikan pelanggan.
Ia juga disebut mengeksploitasi dirinya sendiri melalui aplikasi.
"N bukan korban tapi pelaku yang dijerat dengan Undang-Undang Nomor 19 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik," katanya.
N digerebek bersama mucikarinya AS di sebuah hotel di Padang, Sumbar, Minggu (26/1/2020).
Penggerebekan ini sempat menuai tanda tanya dari sejumlah kalangan.
Mereka mempertanyakan adanya unsur jebakan yang melibatkan anggota DPR RI Andre Rosiade dalam penggerebekan tersebut.
Namun, Andre membantah telah melakukan penjebakan. Menurutnya, penggerebekan berawal dari laporan dan keresahan warga mengenai prostitusi online di Padang.
Belakangan, beredar kuitansi pemesanan kamar hotel 606 dan 608 yang merupakan lokasi penggerebekan.
Pada kuitansi tertulis atas nama Andre Rosiade yang diketik dan garis miring Bimo yang ditulis dengan pena.
"Ini tidak benar saya yang memesan kamar tersebut. Saya tidak pernah datang ke resepsionis dan membayar," kata Andre, Kamis (6/2/2020). (Perdana Putra)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Fakta di Balik Pembebasan PSK yang Digerebek Andre Rosiade, Punya Anak Setahun hingga Rutin Melapor"
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments