Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak dikendalikan atau ditangani dapat menyebabkan komplikasi penyakit.
Dr Armanda Tiksnandi, Sp.S (K) menjelaskan dampak tersebut memang akan terlihat perlahan sampai beberapa waktu kemudian muncul komplikasi penyakit.
Komplikasi penyakit tersebut terjadi karena adanya gangguan pembuluh darah dan kemuidan menyerang organ-organ terminal seperti mata, otak, jantung dan ginjal.
“Istilahnya Hypertension-Mediated Organ Damafe (HMOD) penyakitnya bisa gagal jantung, koroner akut, stroke, pikun, ginjal hingga gangguan penglihatan,” kata dr. Amanda saat ditemui di Jakarta, Kamis (20/2/2020).
Dia menegaskan, penderita hipertensi ini bisa dua kali lebih berisiko terkena penyakit jantung maupun stroke, penyakit-penyakit yang bisa dibilang kronis.
“Hipertensi akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner sampai dua kali sedangkan gagal jantung dan stroke sampai tiga kali lipat,” tutur dr. Amanda.
Untuk mencegah timbulnya penyakir kronis maka disarankan adalah pemeriksaan EKG 12 sadapan untuk evaluasi HMOD jantung, albumin urin dan eFGR.
“Itu untuk evaluasi HMOD ginjal, uji fungsi kognitif untuk evaluasi HMOD otak dan funduskopi untuk evaluasi HMOD pada retina,” kata dr. Amanda.
Pengendalian hipertensi juga bisa dilakukan dengan menerapkan pola makan dengan gizi seimbang, membatasi konsumsi gula dan lemak, mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal.
Selain itu menerapkan gaya hidup aktif serta olahraga teratur, berhenti merokok, dan membatasi minum alkohol.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments