Kepala Bakamla Laksdya TNI Aan Kurnia mengatakan persoalan masuknya kapal-kapal coast guard dan kapal ikan Cina di Perairan Natuna Utara Kepulauan Riau beberapa waktu lalu adalah tantangan awal yang dihadapinya sebagai Kepala Bakamla baru.
Untuk mengatasi hal tersebut, ia mengatakan akan meningkatkan akan meningkatkan kehadiran Bakamla di sejumlah spot area di wilayah perairan tersebut.
Hal itu disampaikannya usai upacara serah terima jabatan dengan mantan Kepala Bakamla Laksdya A Taufiq di Mabes Bakamla RI Menteng Jakarta Pusat pada Jumat (14/2/2020).
"Sebagai contoh masalah Natuna. Ini yang merupakan tantangan titik awal saya untuk bergerak di sini. Yang pertama masalah kehadiran di laut. Ini nanti akan saya tingkatkan di daerah spot area, tidak di semua area tapi di beberapa area yang memang perlu kita hadirkan di sana," kata Aan.
Membenarkan pendapat Taufiq yang menyebut kendala Bakamla dalam melaksanakan tugasnya adalah minimnya kualifikasi personel dan alutsista, Aan mengatakan telah memiliki strategi untuk mengatasi minimnya kualifikasi sumber daya manusia dan alutsista di instansinya.
Satu di antara strategi yang disebutkannya adalah membangun sinergi dengan sejumlah instansi lain dalam mengatasi persoalan keamanan laut.
"Masalah SDM tadi sudah disinggung, betul ini kurang. Kemudian jumlah masalah alutsista ini masih kurang. Tapi ingat dengan sinergi ini saya bisa mengatasi ini tentunya dengan strategi nanti yang akan saya laksanakan," kata Aan.
Ia pun mengatakan tidak akan langsung meminta anggaran yang besar ke pemerintah, namun memilih untuk menunjukan kerjanya sebagai Kepala Bakamla baru dalam mengatasi persoalan tersebut.
"Saya tidak langsung ujug-ujug minta (anggaran) besar ke pemerintah tapi akan saya tunjukan dulu kerja saya nanti di sana," kata Aan.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments