Ratusan siswa SMPN 1 Turi Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hanyut terseret arus sungai Sempor ketika mengikuti kegiatan susur sungai pada Jumat (21/2/2020) siang.
BPBD Provinsi DIY dalam siaran persnya melaporkan kegiatan susur sungai di Sungai Sempor tersebut diikuti sebanyak 249 siswa SMPN 1 Turi Sleman.
Kegiatan ini diikuti oleh kelas 7 dan kelas 8 sebanyak 249 siswa dari total siswa sebanyak 256 orang siswa.
Berdasar presensi atau daftar hadir siswa diketahui kelas 7 sebanyak 124 orang dan kelas 8 sebanyak 125 siswa, total 249 orang.
Hingga Jumat (21/2/2020) pukul 23.00 WIB sebanyak 239 orang telah terkonfirmasi selamat dan 6 orang meninggal dunia sedangkan 4 orang masih dalam pencarian atau belum terkonfirmasi.
Operasi pencarian untuk menemukan siswa yang hilang tersebut dilakukan sejak dari sore hari berlanjut hingga malam hari.
Bertambahnya debit air Sungai Sempor tersebut merupakan dampak dari hujan yang melanda kawasan hulu di sekitaran lereng gunung merapi.
Peristiwa tersebut turut disayangkan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Sri Sultan Hamengkubuwono X menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya beberapa siswa SMP N 1 Turi, Sleman saat kegiatan susur sungai di Sungai Sempor pada Jumat (21/2/2020) siang.
Namun disisi lain ia juga prihatin dengan peristiwa tersebut dan menyayangkan mengapa kegiatan tersebut dilakukan di sungai pada saat musim hujan.
"Tapi juga saya prihatin kenapa justru pada waktu musim hujan ada aktivitas untuk menyusuri sungai," kata Sri Sultan dalam keterangannya seperti diunggah twitter Humas Pemda DIY @humas_jogja.
Ia mengimbau kepada semua tingkatan sekolah agar tak melakukan kegiatan di sungai ataupun di dekat sungai saat musim hujan.
"Saya hanya punya harapan kepada seluruh sekolah apapun tingkatannya, ini musim hujan jangan melakukan aktivitas dan berdekatan dengan sungai, apalagi menyusuri sungai, itu jelas sangat berbahaya," lanjut Sultan.
Peristiwa tersebut terjadi di Sungai Sempor, tepatnya di Ngentak Dukuh, Donokerto, Kecamatan Turi, Sleman pada Jumat (21/2/2020) sore.
Adapun kondisi Sungai Sempor tersebut memiliki banyak bebetuan dan pada kondisi cerah debit airnya sangat sedikit.
Seorang pengguna twitter akun @_rooys mengunggah foto kondisi Sungai Sempor ketika cerah.
Dalam foto tersebut terlihat banyak anak-anak kecil yang bermain disekitaran sungai.
Namun demikian, dikatakannya pada saat musim hujan, warga sekitar tidak ada berani yang mendekati sungai.
Salma Kusuma Haryani, siswi SMPN 1 Turi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menceritakan detik-detik dirinya hanyut terseret arus sungai Sempor.
Ia mengatakan kegiatan susur sungai itu dimulai sekitar pukul 14.30 WIB.
Saat itu cuaca di lokasi sedang gerimis dan aliran sungai masih terlihat normal seperti biasa.
Ia tak tahu kalau air sungai di hulu sedang besar dan bersiap untuk menyapu dirinya dan kawan-kawannya.
"Ketika kami sampai di tengah-tengah sungai, jalan di sungai sudah sekitar setengah jam, tiba-tiba ada arus besar dari arah utara atau atas," kata Salma dilansir Tribun Jogja.
Saat itu ia dan teman-temannya berada di tengah-tengah sungai ketika air datang.
Besarnya arus air yang datang membuat dirinya terseret arus, bahkan ia juga tak bisa untuk memagang batu lantaran kuatnya arus.
Ia juga sempat melihat teman-temanya yang lain yang terseret arus.
Namun ia tak bisa berbuat apa-apa karena juga berjuang untuk menyelamatkan diri.
Beruntung ada orang yang menyelamatkan dirinya dan dibawa ke bebatuan.
"Saya mau menyelamatkan diri tapi terseret arus air. Mau pegang batu tapi tidak bisa karena arus besar. Kemudian ada kakak-kakak yang menyelamatkan saya. dibawa ke batu-batu tebing," tuturnya.
Ia mengalami beberapa luka pada kakinya akibat benturan dengan bebatuan di sungai tersebut.
"Luka beberapa di kaki karena terkena batu. Ini pengalaman pertama saya ikut kegiatan seperti ini," katanya.
Subscribe by Email
Follow Updates Articles from This Blog via Email
No Comments